Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

10. Struktur Pasar By wasis a.latief.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "10. Struktur Pasar By wasis a.latief."— Transcript presentasi:

1 10. Struktur Pasar By wasis a.latief

2 KLASIFIKASI STRUKTUR PASAR
Struktur pasar menggambarkan tingkat persaingan di suatu pasar barang atau jasa tertentu. Suatu pasar terdiri dari : - seluruh perusahaan - individu Karakeristik pasar yang paling penting : - Jumlah pembeli dan penjual - tingkat diferensiasi produk yang diperjualbelikan. Biasanya, pasar dikelompokkan menjadi 4 macarn pasar. yang ingin dan mampu untuk membeli serta menjual suatu produk tertentu.

3 (1). Pasar persaingan sempurna
- jumlah pembeli dan penjual yang sangat banyak. - nilai transaksi individu (pembeli dan penjual) sangat kecil jika dibandingkan dengan nilai output -- industri secara keseluruhan. sehingga individu-individu tersebut tidak bisa mempengaruhi harga produk. - para pembeli dan penjual secara individual bertindak sebagai penerima harga (price takers). - dalam jangka panjang tidak ada perusahaan yang menerirna laba di atas laba normal pada struktur pasar persaingan sernpurna ini. (2) Pasar monopoli adalah struktur pasar yang dicirikan oleh - adanya seorang produsen tunggal. - perusahaan yang monopolistik bisa menentukan harga produk dan jumlah outputnya. - Monopolis sangat mungkin untuk memperoleh laba di atas laba normal , bahkan dalam jangka panjang sekalipun.

4 (3) Pasar persaingan monopolistik adalah struktur pasar yang -- sangat mirip dengan pasar persaingan sempurna. - perbedaan : dalam persaingan monopolistik ini konsumen mengetahui perbedaan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang berbeda. - Persamaan dengan PPS, dalam pasar persaingan mono-polistik ini laba di atas normal hanya bisa diperoleh dalam jangka pendek. 4. Pasar oligopoli adalah struktur pasar di mana sebagian besar output dari suatu industri hanya dihasilkan oleh sejumlah kecil perusahaan. Pasar oligopoli ini dibagi lagi menjadi 1. Oligopoli terdiferensiasi (differentiated oligopoly) di mana produk tidak terbakukan (unstandardized), misalnya mobil 2.Oligopoli takterdiferensiasi (undifferentiated oligopoly) di mana produknya terbakukan, misalnva baja.

5 Dalam pasar oligopoli ini, keputusan penetapan harga dan output dari perusahaan-perusahaan yang ada di pasar sa-ling tergantung satu sama lain. Ini berarti bahwa jika satu perusahaan mengubah harganya, maka perusahaan-perusahaan lainnya akan bereaksi dan pada akhirnya infor-masi perubahan harga tersebut akan dijadikan bahan per-timbangan bagi penetapan harga dan output dari perusahaan-perusahaan tersebut.

6 Dua unsur utama yang menentukan struktur pasar yaitu
FAKTOR PENENTU STRUKTUR PASAR Dua unsur utama yang menentukan struktur pasar yaitu - jumlah pembeli dan penjual ; tingkat kebakuan produk. dipengaruhi oleh : Karakteristik. produk, bentuk fungsi produksi, karakteristik konsumen. Pengaruh Karakteristik Produk Karakteristik suatu produk bisa mempengaruhi struktur pasar. Jika produk lain merupakan produk pengganti, maka tingkat persaingan di pasar akan semakin ketat. Misalnya kereta api Yogya­Jakarta, hanya dilayani oleh satu jalan kereta api, tetapi masih tersedia jasa-jasa angkutan lain-nya. Misalnya, jasa bus, pesawat terbang, atau kendaraan pribadi. Kemampuan saling mengganti dari berbagai macam jasa angkutan ini akan meningkatkan tingkat persaingan di pasar jasa angkutan Yogya-Jakarta tersebut.

7 Pengaruh Fungsi Produksi
Karakteristik ini juga bisa mempengaruhi struktur pasar produk tersebut. Misalnya, rendahnya perbandingan antara biaya distribusi dengan biaya total biasanya cenderung untuk meningkatkan tingkat persaingan, karena dengan biaya distribusi yang rendah maka jangkauan wilayah yang dapat dicapai oleh setiap produsen akan semakin luas. Sementara itu, untuk produk-produk yang cepat rusak, biasanya tingkat persaingannya rendah. Pengaruh Fungsi Produksi Sifat fungsi produksi merupakan faktor penentu struktur pasar yang paling fundamental. Industri-industri yang fungsi produksinya menun-jukkan keadaan increasing returns to scale yang outputnya relatif lebih besar dibandingkan dengan permintaan totalnya biasanya jumlah pro-dusennya lebih sedikit sehingga tingkat persaingannya lebih ringan daripada dalam industri yang fungsi produksinya bersifat constant atau decreasing returns to scale yang masuk ke pasar dengan tingkat output yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan permintaan total.

8 Pengaruh Para Pembeli (konsumen)
Tingkat persaingan di pasar dipengaruhi oleh para pembeli dan penjual. Jika hanya ada sedikit pembeli : - maka disebut monopsoni (hanya ada satu pembeli) - atau oligopsoni (ada sedikit pembeii). Keadaan seperti ini dapat terjadi, misalnya, pasar tenaga kerja di suatu daerah yang dikuasai oleh satu perusahaan tertentu, atau terjadi di pasar hasil-hasil pertanian dari suatu daerah yang dikuasai oleh sejumlah kecil pengolah hasil pertanian, atau di pasar untuk komponen-komponen tertentu seperti suku cadang mobil yang dipakai oleh industri-industri mobil. Pendidikan dan mobilitas konsumen juga mempenga-ruhi tingkat persaingan di pasar. Kenaikan kesadaran konsu-men akan perbedaan- perbedaan harga dan produk bersarna-an dengan kemungkinan mobilitas geografisnya akan mening-katkan persaingan dengan hilangnya kendala-kendala tsb. sehingga memungkinkan tumbuhnya pasar-pasar baru.

9 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Struktur pasar persaingan sempurna akan terjadi jika para produsen secara individual di pasar tidak bisa memperigaruhi harga. Para produsen tersebut bertindak hanya sebagai penerima harga (price taker). Ketidakmampuan produsen mempengaruhi harga tersebut karena: 1. Jumlah Pembeli dan Penjual Banyak Setiap perusahaan (penjual) dalam suatu industri hanya menghasilkan suatu pangsa (bagian) output yang sangat kecil dibandingkan jumlah output industri secara keseluruhan dan setiap pembeli hanya membeli suatu pangsa yang sangat kecil pula dari output total tersebut.

10 2. Produk yang Homogen Macam dan jenis output dari setiap perusahaan dipandang sama oleh para konsumen. 3. Adanya Kebebasan Keluar-Masuk Pasar Perusahaan-perusahaan tidak menghadapi hambatan untuk masuk atau keluar dari industri /pasar tersebut. 4.Informasi yang Sempurna Informasi tentang biaya, harga dan kualitas diketahui oleh semua pembeli dan penjual di pasar.

11 Keempat syarat pokok di atas yang diperlukan untuk terciptanya struktur pasar persaingan sempurna sangat mem-batasi munculnya pasar persaingan sempurna ini di dunia nya-ta. Walaupun pertukaran-pertukaran komoditi (mobilitas faktor-faktor produksi) mendekati syarat-syarat tersebut, ketidaksem-purnaan tetap akan terjadi. Meskipun demikian, untuk beberapa perusahaan, keputusan penentuan harga harus dibuat dalam keadaan di mana mere-ka tidak punya kendali sama sekali atas harga. Oleh karena itu, penelaahan terhadap struktur pasar persaingan sernpurna ini akan tetap bermanfaat bagi kita dalam proses pembuatan keputusan harga dalam kasus seperti ini. Lebih penting lagi, pemahaman yang jelas dan mendalam terhadap pasar persai-ngan sempurna ini akan memberikan acuan pokok bagi kita untuk menganalisis struktur-struktur pasar lainnya, seperti pa-sar oligopoli dan persaingan monopolistik.

12 Penentuan Harga Pasar Perusahaan secara individual tidak punya kendali atas harga dalam PPS. Harga pasar untuk suatu industri yang kompetitif ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Kurva permintaan industri secara total adalah suatu penjumlahan produk yang akan dibeli para pembeli secara individual pada masing-masing tingkat harga, sedangkan kurva penawaran industri adalah penjumlahan kuantitas-kuantitas produk yang akan dijual perusahaan­perusahaan secara individual pada tingkat harga yang berbeda-beda. Perpotongan antara kurva penawaran industri dengan kurva permintaan industri tersebut akan menentukan harga pasar.

13 Skedul Penawaran Pasar Harga Kuantitas yang ditawarkan (Parsial)
Tabel 10.1 Skedul Penawaran Pasar Harga Kuantitas yang ditawarkan (Parsial) Penawaran Pasar Parsial x 1000 Total 1 2 3 4 5 10 30 50 50.000 15 25 45 90 90.000 20 130 35 55 170 40 60 210 6 75 65 250 7 95 70 290 8 115 330 9 80 370 145 85 410

14 Data pada. Tabel 10.1 di atas melukiskan proses terbentuknya kurva penawaran dari suatu industri. Misalkan ada 5 perusaha-an dalam suatu industri dan masing-masing perusahaan akan menawarkan berbagai kuantitas produk pada tingkat harga yang berbeda-beda. Penjumlahan kuantitas penawaran dari masing-masing perusahaan tersebut pada masing­masing tingkat harga-nya akan menghasilkan skedul penawaran gabungan mereka yang ditunjukkan oleh kolom penawaran pasar parsial. Misalnya, pada tingkat harga Rp 2,- jumlah output yang ditawarkan oleh kelima perusahaan tersebut masing-masing adalah 15, 0, 5, 25 dan 45 unit yang jumlah keseluruhannya adalah 90 unit pada tingkat harga tersebut. Dengan harga produk sebesar Rp 8,-, kuantitas penawaran menjadi 45,115,40,55 dan 75 unit dan jum-lah penawaran kelima perusahaan tersebut menjadi 330 unit.

15 Sekarang misalkan kelima perusahaan tsb
Sekarang misalkan kelima perusahaan tsb. hanya menyum-bang sebagian kecil dari output industri secara keseluruhan. Misalkan dalam industri tersebut ada perusahaan yang masing-masing skedul penawarannya identik dengan salah satu dari 5 perusahaan yang ditunjukkan dalam tabel tersebut. Oleh karena itu, ada perusahaan yang sama dengan sa-lah satu yang ditunjukkan dalam Tabel 10.1, maka penawaran pasar secara keseluruhan dan kuantitas total yang ditawarkan pada masing­masing tingkat harga akan kali lebih besar dari yang ditunjukkan oleh skedul penawaran pasar parsial itu. Skedul penawaran ini dilukiskan pada Gbr dan dengan menambahkan kurva permintaan pasar (seperti ditunjukkan dalam Gbr.10.2), kita bisa menentukan harga keseimbangan pasar

16 KUrva Penawaran Industri
Gambar 10.1 KUrva Penawaran Industri         10 - 8 - 6 - 4 - 2 - 0 - Penawaran Industri Harga Rp/Unit Q/t (000)

17 Walaupun tampak nyata pada Gbr. 10
Walaupun tampak nyata pada Gbr bahwa, baik jumlah barang yang diminta maupun penawaran total tergantung pada harga, tetapi sebuah contoh yang sederhana akan menunjuk-kan ketidakmampuan suatu perusahaan secara individual untuk mempengaruhi harga. Misalkan fungsi permintaan total dalam Gbr ditunjukkan oleh persamaan: Kuantitas yang diminta = Q = P (10.1) atau P = – Q (10.1 a) P = 40 – 0,00001 Q Berdasarkan persamaan 10.1a di atas, perubahan 100 unit out-put hanya akan menyebabkan perubahan harga sebesar Rp0,01 atau dengan cara lain, kenaikan/penurunan harga sebesar Rp 0,01 akan menurunkan/menaikkan permintaan pasar total sebesar 100 unit.

18 Penentuan Harga Pasar dalam Persaingan Sempurna
10 - 8 - 6 - 4 - 2 - 0 -         Penawaran P= – 0,254+0,000025Q P= 40 – 0,0001Q Permintaan Q/t (000) Harga (Rp/unit) Gambar 10.2 Penentuan Harga Pasar dalam Persaingan Sempurna

19 Kurva permintaan yang ditunjukkan oleh Gbr. 10
Kurva permintaan yang ditunjukkan oleh Gbr kemudian di-gambarkan kembali untuk mendapatkan kurva permintaan se-buah perusahaan secara individual dalam Gbr.10.3.Slope kurva tersebut sebesar - 0, sama dengan Gbr adalah nilai marginal dari persamaan 10.1a. Titik potong Rp 7,80 adalah harga pasar yang terjadi yang ditentukan oleh perpotongan antara kurva permintaan dengan kurva penawaran pasar dalam Gbr Pada skala yang ditun-jukkan dalam Gbr. 10.3, kurva permintaan perusahaan tersebut dianggap sebagai sebuah garis yang horisontal. Perubahan Output yang dilakukan perusahaan secara individual, meskipun sebesar 100 unit, hanya akan menghasilkan perubahan harga pasar sebesar Rp 0,01. Data pada Tabel 10.1 itu menunjukkan bahwa suatu parusahaan tidak akan mengubah tingkat output-nya kecuali harga pasar tersebut berubah lebih dari Rp per unit.

20 Kurva Prmintaan yang dihdapi Perusahaan Secara individual dalam PPS
Oleh karena itu, jelas bahwa pada persaingan sempurna, kepu-tusan penetapan jumlah output dari perusahaan secara indivi-dual tidak akan mempengaruhi tingkat harga pasar dan untuk keputusan penentuan harga, kurva pemintaan tersebut dilukis-kan secara horisontal. Oleh karena itu, harga dianggap konstan tanpa memandang berapa pun tingkat output yang dihasilkan perusahaan tersebut. Gambar 10.3 Kurva Prmintaan yang dihdapi Perusahaan Secara individual dalam PPS 10 - 8 – 6 – 4 – 2 – 0 - P= 7,80 – Q Permintaan   

21 Penentuan Harga/Output dalam Persaingan Sempurna
Gbr melukiskan keputusan perusahaan mengenai harga/ output dalam PPS. Laba maksimum jika MR = MC. Pada tingkat harga yang kons-tan, AR atau P = MR, dan oleh karena itu syarat maksimasi laba adalah P(MR) = MC. Dalam contoh yang digambarkan dalam Gbr. 10.4, perusahaan tersebut memilih untuk berproduksi pada tingkat output Q , di mana-P = MC sehingga laba maksimum. Ingat bahwa laba di atas nomal bisa juga tedadi dalam-jangka pendek dalam PPS ini. Misalnya, dalam Gbr.10.4 perusa-haan tsb. memproduksi dan menjual output sebanyak Q* unit pada tingkat biaya rata-rata C rupiah; dan dengan harga pasar P, perusahaan tsb. Akan memperoleh laba ekonomis sebesar (PC) rupiah per unit output. Laba ekonomis total adalah (P C)Q ditun-jukkan oleh bidang segi empat PMNC yang diarsir.

22 Kombinasi Harga/Output yang Optimal dalam PPS
Gambar 10.4 Kombinasi Harga/Output yang Optimal dalam PPS Revenue

23 Namun, dalam jangka panjang, laba ekonomis yang positif tsb
Namun, dalam jangka panjang, laba ekonomis yang positif tsb.akan menggiurkan perusahaan lain untuk memasuki industri tersebut. perusahaan lama untuk memperbesar output-nya. Jika penawaran industri tersebut semakin besar, maka, akan terjadi penurunan harga secara keseluruhan dan output industri tsb. bisa diperbesar hanya dengan cara menawarkan harga yang lebih murah, dan pada saat yang bersamaan juga akan terjadi tekanan biaya yang meningkat karena kenaikan permin-taan akan faktor-faktor produksi. Keseimbangan jangka,panjang akan terjadi jika semua laba dan kerugian ekonomis tersebut telah hilang dan masing-masing perusahaan dalam industri tersebut beroperasi pada tingkat output yang meminimumkan AC nya. Keseimbangan jangka panjang dari suatu perusahaan dalam PPS dilukiskan dalam Gambar 10.5.

24 Keseimbagan jangka panjang dalam PPS
Gambar 10.5 Keseimbagan jangka panjang dalam PPS Biaya/Revenue MC AC P = AR = MR Output/t Pada P atau AR = AC, sehingga perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian. Keadaan ini terjadi di semua perusahaan dalam industri tsb., maka perusahaan baru tidak akan tertarik memasuki industri tsb.dan tidak ada satu pe-rusahaan pun yang terpaksa untuk keluar dari industri tersebut. Harga-harga dalam keadaan stabil dan masing-masing perusa-haan beroperasi pada titik minimum kurva SRAC nya.

25 Gambar 10.6 Kurva Penawaran Jangka Pendek MC AC AVC Rp/unit Output

26 Kurva Penawaran Perusahaan
Kurva penawaran pasar merupakan penjumlahan kuan-titas penawaran dari perusahaan secara individual pada berba-gai tingkat harga. Sekarang kita telaah/bahas bagaimana cara menentukan skedul penawaran suatu perusahaan. Gbr merupakan penambahan kurva AVC pada kur-va AC dan MC dari Gbr Dalam jangka pendek, skedul penawaran perusahaan tersebut = bagian dari kurva MC yang terletak di atas kurva AVC. Untuk memahami alasannya: Perhatikan pilihan yang tersedia bagi perusahaan tersebut : + MC menunjukkan volume Q yang dipilih utk berbagai tingkat harga. + MC merupakan posisi laba maksimum (MC=MR)

27 Maksimisasi laba dalam PPS rnengharuskan Perusahaan berproduksi pada tingkat output di mana MR = MC.
Ini berarti bahwa perusahaan tersebut akan Berhenti berproduksi dan menanggung kerugian sebesar biaya tetapnya, Memproduksi suatu tingkat output yang ditentukan oleh perpotongan antara kurva permintaan horisontal dengan kurva MC. Perusahaan itu akan memilih alternatif yang memaksimum-kan labanya atau meminimumkan kerugiannya: Jika P < AVC, maka.perusahaan tersebut tidak akan ber-produksi dan menderita kerugian sebesar biaya tetap total-nya, dan jika perusahaan tersebut terus berproduksi pada keadaan ini maka perusahaan itu akan menderita kerugian yang lebih besar. .

28 Tetapi jika P > AVC, maka, setiap unit output yang terjual masih bisa memberikan kontribusi laba yang bisa diguna-kan untuk menutup biaya tetap dan oleh karena itu perusa-haan tersebut akan tetap berproduksi dan menjuall produk-nya karena tingkat produksi tersebut bisa mengurangi keru-gian yang ditanggungnya. Berdasarkan uraian di atas, maka titik minimum pada kurva AVC merupakan titik gulung tikar. Kesimpulan ini dilukiskan dalam Gbr Pada harga Rp1000,MR = MC,Output =100 unitAC = Rp 2.000(gifen) AR/P = Rp 1.000 Rugi = Rp Kerugian Rp itu meliputi : Komponen FC = Rp – Rp1.400 = Rp 600 Komponen VC = Rp – Rp1.000 = Rp 400 + Rp1.000 Oleh karena itu kerugian totalnya = Rp 100 ( ) = Rp

29 Penentuan Harga, Biaya dan Penawaran optimal pada PPS
2.00 1.40 1.25 1.00 100 Output 000 Rp/unit Gambar 10.7 Penentuan Harga, Biaya dan Penawaran optimal pada PPS Jika perusahaan menghentikan produksinya, maka perusahaan itu tidak akan menderita kerugian biaya variabel, dan kerugian-nya akan berkurang menjadi hanya sebesar biaya tetap yaitu sebesar 100 (600) = ,-.

30 Kerugian biaya variabel akan terjadi pada setiap tingkat harga di bawah Rp , yaitu titik minimum pada kurva AVC, maka, titik ini merupakan titik harga terendah di mana perusahaan tersebut akan berproduksi. Jika harga di atas Rp , maka harga tersebut lebih dari sekedar menutup biaya variabel. Oleh karena itu, walaupun biaya total (TC) tidak tertutup seluruhnya, adalah lebih baik jika perusahaan tersebut berproduksi pada tingkat output tersebut untuk menutup sebagian dari biaya tetap daripada berhenti berproduksi sama sekali dan menderita kerugian sebesar biaya tetap total (TFC). Kesimpulannya, kurva SRAC adalah bagian dari kurva MC yang terletak di atas kurva AVC. Jika MC < AC tetapi masih di atas AVC, maka perusahaan akan terus berproduksi walaupun menderita. kerugian. Laba ekonornis yang positif terjadi pada bagian dari kurva penawaran di mana MC (dan harga) di atas AC.

31 Fungsi penawaran jangka panjang suatu perusahaan ditentu-kan dengan cara yang sama. Karena semua biaya adalah va-riabel dalam jangka panjang, maka perusahaan akan berhenti berproduksi kalau biaya total tidak terlutupi semuanya. oleh ka-rena itu, bagian dari kurva MC jangka panjang yang terletak di atas kurva AC jangka panjang menunjukkan skedul penawaran jangka panjang.

32 PASAR MONOPOLI Pasar Monopoli adalah pasar yang : Struktur pasar monopoli merupakan kebalikan dari PPS. Dikuasai oleh seorang penjual atau sebuah perusahaan Perusahaan tunggal tsb. Sekaligus merupakan industrinya. Tidak ada barang pengganti Ada hambatan masuk pasar bagi para pesaing Struktur pasar monopoli ini seperti halnya persaingan sempurna, hanya ada dalam teori saja, karena kenyataannya tidak ada barang yang hanya dihasilkan oleh satu produsen saja dan bebas dari persaingan. Barang­barang publik yang sering digunakan sebagai ilustrasi pasar monopolipun sebenarnya adalah monopolis yang tidak sempurna. Misalnya, PT.KA., secara khas merupakan monopoli untuk ang-kutan kereta api, tetapi PT.KA ini menghadapi persaingan keras dari jasa angkutan bus, pesawat atau mobil pribadi.

33 Walaupun monopoli sangat jarang terjadi, tetapi masih tetap penting untuk ditelaah secara mendalam. Banyak hubung-an ekonomi dalam monopoli ini yang bisa digunakan untuk me-ngestimasi perilaku optimal perusahaan pada struktur pasar yang sebagian bersifat persaingan dan sebagian bersifat mono-polistik yang mendominasi dunia nyata. Selain itu, pemahaman yang mendalam tentang hubungan-hubungan, dalam pasar mo-nopoli memberikan landasan yang diperlukan untuk menelaah "ekonomi regulasi" (economics of regulation), suatu topik pen-ting bagi para manajer di dunia bisnis.

34 Keputusan Penetapan Harga/Output dalam Monopoli
Dalam pasar monopoli, kurva permintaan berslope negatif pula. Misalnya dalam Gbr.10.8, 100 unit output bisa diju-al pada tingkat harga Rp per unit. Pada tingkat harga Rp 8000, 150 unit output yang diminta. Tampak bahwa monopolis bisa menetapkan harga atau kuantitas, tetapi tidak keduanya. Harga (000/unit) Gambar 10.8 Kurva Permintaan Perusahaan dalam Monopoli 10 8 Permintaan Q/t

35 Suatu perusahaan yang monopolistik menggunakan
- MR = MC. - Kurva permintaannya negatif MR ≠ P pada setiap tingkat output. MR < P (terjal) untuk tingkat output lebih besar satu. Jika suatu perusahaan menyamakan MR = MC nya, maka pada saat yang sama perusahaan tersebut menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam Gambar.10.9. Di situ perusahaan menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit, dan ia menjual outputnya pada tingkat harga P. Laba = (P C)Q bidang PP’C'C, dan itu laba maksirnum. Walauoun Q merupakan tingkat output optimal jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika AR atau P lebih besar daripada AVC. Keadaan ini terjadi dalam Gbr. 10.9, tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan diminimurnkan dengan berhenti berproduksi.

36 Gambar 10.9 Penentuan Harga / Output dalam Monopoli P C Q Q/t Harga dan Biaya

37 Keseimbangan Jangka Panjang dalam Pasar Monopoli
Dalam jangka panjang sebuah perusahaan monopolistik hanya akan beroperasi jika P > LRAC. Karena semua biaya adalah variabel dalam jangka panjang, maka perusahaan tsb. tidak akan berproduksi kecuali semua biaya tertutupi. Tidak ada perusahaan, yang monopolistik atau kompetitif, yang akan ber-operasi dalam jangka panjang jika menderita rugi. Seperti telah dibahas di muka, perusahaan yang berada dalam PPS dalam jangka panjang akan beroperasi pada titik minimum kurva LRAC.Syarat ini tidak diperIukan dalam mono-poli. Misalnya, perhatikan kembali Gmb.10.9 dan anggap bah-wa kurva AC merupakan kurva LRAC. Di sini perusahaan tsb. akan memproduksi output sebesar Q unit pada AC sebesar C per unit, sedikit di atas titik minimum kurva AC. Perusahaan ini adalah monopolis alamiah (natural monopolist) yaitu suatu unit usaha yang tingkat output yang memaksimurnkan labanya terjadi pada titik di mana LRAC sedang menurun.

38 Pengaturan Monopoli Adanya monopoli alamiah ini menimbulkan suatu dilema. Di satu pihak, efisiensi ekonomi bisa dicapai melalui pembatasan jumlah perusahaan yang berproduksi menjadi satu saja, tetapi di lain pihak, jika hanya ada satu perusahaan yang melayani pasar, maka kemungkinan pengeksploitasian secara ekonomis bisa terjadi. Biasanya, perusahaan yang monopolistik cende-rung untuk memperoleh laba .yang berlebihan (excessive pro-fit) dan membatasi jumlah produksinya. Istilah laba berlebihan ini didefinisikan sebagai laba yang sangat besar sehingga perusahaan tsb. memperoleh tingkat penerimaan (rate of return) dari modal yang diinvestasikannya lebih besar dari tingkat penerimaan normal.

39 Laba memang mempunyai fungsi yang sangat berguna dalam memberikan rangsangan dan dalam mengalokasikan sum-berdaya, tetapi sulit untuk "membenarkan" adanya laba di atas normal yang merupakan akibat dari penguasaan pasar. Pembatasan jumlah produksi (under production) didefinisikan sebagai keadaan di mana perusahaan membatasi jumlah produk-sinya pada suatu tingkat di mana nilai dari surnberdaya yang di-perlukan untuk menghasilkan suatu unit output tambahan (MC) adalah lebih kecil dari manfaat sosial (social-benefit) yang dipero-leh dari unit tambahan tersebut, yang diukur dengan harga yang disanggupi seseorang untuk membayar unit tambahan tsb. Dalam monopoli, MC jelas lebih kecil dari P pada tingkat output yang memaksimumkan laba,

40 Faktor-faktor Penghallang Masuk Pasar
Laba ekonornis positif (super normal) biasanya akan me-ngundang datangnya pemasok baru ke pasar. Monopolis yang memperoleh laba super normal dapat tetap bertahan sebagai penjual tunggal jika perusahaan lain dicegah untuk masuk pasar. Faktor yang mencegah perusahaan lain tersebut untuk memasuki pasar dinamakan faktor penghalang (entry barriers): (1) Hak Paten dan Hak Monopoli Pemerintah sering menciptakan monopoli melalui pemberian hak paten dan hak monopoli (franchises). Hak paten adalah hak monopoli yang diberikan pemerintah kepada seorang penemu (inventor) atau pencipta (creator). Hak monopoli adalah hak yang diberikan oleh pemerintah kepada seseorang (perusahaan) untuk menjadi pemasok tunggal atau pemasok sangat terbatas untuk sesuatu barang pada suatu daerah (geografis) tertentu. Hampir semua perusahaan listrik, telepon, dan jasa pos bersifat monopolisis.

41 (2). Skala Produksi yang Ekononmis.
Skala produksi yang cukup besar dari suatu perusahaan jika dibandingkan dengan ukuran pasar bisa merupakan pengha-lang bagi produsen lain untuk memasuki pasar. Suatu perusahaan yang berniat memasuki pasar yang mernpu-nyai skala produksi yang efisien menyadari bahwa kenaikan outputnya akan rnenurunkan harga produk di pasar. Sedangkan perusahaan yang skala produksinya tidak efisien akan mengalami kerugian jika ia masuk ke pasar. Oleh karena itu suatu "monopoli yang alamiah" (natural mo-nopoly) akan terjadi jika skala produksi ekonomisnya melam-paui kurva permintaan pasar. (3) Penguasaan akan Suatu Sumberdaya Faktor penghalang dapat terjadi juga jika seorang produsen menguasai sumberdaya pokok yang digunakan untuk mempro-duksi sesuatu barang.

42 Diskriminasi Harga Monopolis mernpunyai kemampuan untuk mernbedakan para pernbeli dengan menetapkan harga yang berbeda dari pro-duknya. Sebagai penjual tunggal untuk produk tertentu, seorang monopolis memiliki kemampuan untuk menetapkan harga, satu "kelebihan" yang tidak dimiliki oleh perusahaan dalam pasar persaingan sempurna. Pengertian diskriminasi harga dibedakan menjadi 2 yaitu: 1.Penetapan harga yang berbeda untuk para pernbeli barang yang sama. 2.Penetapan tingkat harga di mana perbandingan antara har-ga dan MC berbeda-beda di antara para pembeli (Pj/MCj) ≠ (Pi/MCi). Para ekonom lebih menyukai pengertian yang kedua karena,; pengertian tersebut memperhatikan bahwa biaya pelayanan bagi para langganan dapat berbeda-beda.

43 (1) Derajad Diskriminasi Harga
Penggolongan diskriminasi harga tergantung pada dera-jat diskriminasinya. Derajat diskriminasi ini dibagi 3, (menurut A.C. Pigou (1923)). Diskriminasi terlengkap adalah diskriminasi dengan derajat ter-tinggi. Diskriminasi harga derajat pertama merupakan tujuan akhir yaitu setiap unit barang dijual pada tingkat harga yang ber-beda-beda. Derajat diskriminasi harga ini ada 3 yaitu: 1. Diskriminasi harga derajat ketiga: harga berbeda-beda untuk para langganan pada pasar yang berbeda. 2. Diskriminasi harga derajat kedua: harga yang berbeda-beda untuk beberapa golongan barang yang dijual ke para langga-nan. 3. Diskriminasi harga derajat pertama: harga yang berbeda-beda untuk setiap unit barang yang dijual ke para langganan.

44 Gambar 10.10 Diskri-nirasi Harga Mirajat Pertarna
Semua surplus konsumen dapat dicaplok dengan menerap-kan diskriminasi harga derajat pertama. Oleh karena itu mo-nopolis tersebut akan menetapkan tingkat harga untuk 1 unit pertama sebesar P dalam Gambar Tingkat harga untuk unit yang kedua akan ditetapkan seperti tampak pada daerah yang diarsir kedua yang dicaplok. Demikian seterus-nya. Gambar Diskri-nirasi Harga Mirajat Pertarna Price/Cost A

45 (2) Tujuan dan Manfaat Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga memungkinkan monopolis untuk : - Memperoleh revenue yang lebih banyak dari harga tunggal - Tambahan penerimaan tersebut dapat digunakan untuk menambah/memperbaiki pelayanan konsurnen. - Dapat meningkatkan laba perusahaan monopolis tersebut. (3) Syarat-syarat Efektivitas Diskriminasi Harga Diskriminasi harga derajat pertama dan kedua memer-lukan irformasi tentang elastisitas permintaan individual. Sedangkan diskriminasi harga derajat ketiga memerlukan informasi tentang elastisitas permintaan yang berbeda beda dari konsurnen.

46 Ketiga derajat diskriminasi di atas mengnendaki para penjual mampu untuk memilah-milah para pembeli. Jika seorang pembeli dapat mentransfer barang kepada pembeli lainnya, maka efektivitas diskriminasi harga tersebut sangat terbatas. Misalnya seorang pembeli yang dapat berperan sebagai "wholesalers" (pedagang besar) bagi pembeli lainnya. Contoh: Diskriminasi harga yang dilakukan oleh PLN dan perumtel cukup efektif, karena pelanggan listrik maupun telepon membutuhkan kabel kabel penghubung kepada setiap pelanggan. Oleh karena itu, sulit bagi para pelang-gan untuk mentransfer listrik antara sesama pelanggan.

47 Pengaruh Permintaan yang Inelastic terhadap Diskriminasi Harga
Jika pasar dapat 'dipilah-pilah', maka laba dapat ditingkat-kan dengan menerapkan diskriminasi derajat ketiga. Monopolis akan memaksimumkan labanya jika MC = MR untuk setiap pasar. Harga-harga akan tergantung pada elastisitas permintaan pada masing-masing pasar tersebut. Jika elastisitasnya lebih tinggi, maka harganya lebih rendah di pasar, ceteris paribus. Monopolis yang melayani 2 pasar (pasar A dan pasar B) dari pabrik yang sama akan memaksimumkan labanya dengan menetapkan harga PA untuk kuantitas QA di pasar A, dan harga PB untuk kuantitas QB dipasar A, dan harga PB untuk kuantitas QB di pasar B (lihat Gambar 10.11).

48 Gambar 10.11 Kombinasi Harga/Otjtptit dalam Persaingan Monopollstlk
Q/t Rp/unit Contoh: Suatu perusahaan akan memaksimumkan labanya dengan cara menyamakan, MR = MC. Rumus elastisitas dapat diganti dengan MR dan menghasilkan persamaan untuk memperoleh harga. Harga akan menjadi fungsi dari MC dan Є . MR = MC P (1 - 1/Є) = MC (di mina Є adalah elastisitas permintaan)

49 Jika Є = -8, maka P = 1,14 MC.; Jika Є = - 2, maka P = 2 MC,.
Oleh karena itu, Jika Є = -8, maka P = 1,14 MC.; Jika Є = - 2, maka P = 2 MC,. Untuk memaksimmkan laba, maka harga yang ditetapkan oleh monopolis yang melakukan diskriminasi harga tersebut akan naik jika elastisitas menurun. (ALPHA CHANG 163)

50 Monopoli Bilateral Monopoli bilateral terjadi jika ada pembeli yang bersifat monopolis dan penjual yang bersifat monopolis pula. Harga dan kuantitas yang terjadi tidak dapat ditentukan dengan teori ekonomi. Penyelesaiannya akan tergantung pada perbandingan kekuatan tawarmenawar dan strategi antar pembeli dan penjual tersebut, Contoh: Kedua monopolis dlm.monopoli bilateral menyadari pengaruh tin-dakan mereka terhadap harga dan output. MR penjual tersebut akan < P. Pengeluaran Marginal pembeli tsb. lebih besar dari P. Oleh karena itu, penjual yang monopolis tersebut dapat menentu-kan tingkat harga PS, seperti dilihat pada Gbr Sedangkan pembeli yang monopolis tsb. menginginkan harga sebesar PB. Seperti yang dilukiskan di atas, kedua pihak akan mernilih kuantitas Q'. Dan harga yang terjadi tergantung pada kekuatan tawar-menawar dan strategi dari pembeli dan penjual tersebut.

51 Q* D PS PB P(Rp/unit) MR MR

52


Download ppt "10. Struktur Pasar By wasis a.latief."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google